Ternyata Cermin diriku itu, murid-muridku

Hari itu adalah hari terakhir pelaksanaan Ujian Akhir semester satu. Dan seperti tahun tahun sebelumnya setiap akhir semester pasti ada kegiatan pentas seni , di mana setiap kelas harus menunjukkan penampilannya di atas panggung

Click here to view more

Waktu yang tersedia hanya dua minggu saja, belum lagi dipotong untuk kegiatan yang lain seperti kegiatan wisata pendidikan dan Olimpiade MIPA internal sekolah….itu artinya waktu untuk persiapan latihan untuk pentas seni semakin sedikit…padahal belum tergambar ide penampilan apa yang akan tampilkan di acara pentas seni tersebut
Lama berdiskusi dengan anak-anak…ada yang usul menyanyi, menari, dan drama, namun belum juga dapat ide yang bagus, akhirnya ada usul untuk menampilkan drama yang mengisahkan tentang keseharian dan kebiasaan para guru-guru ketika mengajar di kelas. Dan drama itu mereka namai “SKETSA”.
Akhirnya semua setuju bahwa mereka akan menampilkan sketsa, mulailah membuat scenario sekaligus dialognya…setiap anak mulai usul menurut apa yang mereka lihat dan saksikan sehari-hari. Ada sesuatu yang luar biasa, ternyata anak-anak begitu detail membuat scenario dan diolag dari kebiasaan sehari-hari guru-gurunya. Mereka menyampaikan semua apa yang mereka lihat dan dengar, seperti kata-kata yang sering diucapkan guru ketika mengajar, aktifitas di kelas yang sering dilakukan guru pada saat menertibkan siswa ketika mereka sedang ramai,sampai pada bahasa-bahasa teguran yang sering disampaikan oleh guru.
Yang menarik di sini adalah ingatan anak-anak yang begitu kuat dalam memperhatikan guru-gurunya, ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua terutama yang mengabdi di bidang pendidikan, bahwa ternyata apa yang kita tampilkan di depan mereka itu direkam oleh alam bawah sadar anak kita, kita ibarat artis yang kapan saja harus siap direkam oleh mata kamera anak kita
Beruntunglah bila kita mampu menampilkan sikap yang benar, karena berarti kita mengisi pita-pita rekaman alam bawah sadar anak kita dengan sesuatu yang baik, sesuatu yang mungkin akan menjadi dasar dalam memberi respon dari setiap rangsangan yang mereka terima berdasarkan pengalaman yang mereka dapat, misalnya anak akan berteriak-teriak bila melihat sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya, hal ini sama ketika gurunya berteriak-teriak saat melihat anaknya yang tidak menyenangkan hatinya karena telah ramai sendiri sehingga tidak menyimak pelajarannya dengan baik,

0 Komentar