guru yang melayani

Banyak diantara kita yang mengeluh karena melihat hasil belajar anak-anak didik kita belum seperti yang kita harapkan, padahal kita sudah mempersiapkan seluruh perlengkapan pembelajaran dengan baik. Mulai dari persiapan pembelajaran seperti pembuatan Rencana Pembelajaran, penentuan media dan alat peraga sampai pasa saat proses pembelajaran berlangsung, kita penuh semangat, antusias dan lantang di depan kelas, tapi tetap saja, anak-anak didik kita belum bisa menyerap, menyimpan, dan memanggil kembali informasi dengan baik. Kalaupun ada jumlahnya masih sedikit sehingga secara keseluruhan kelas belum tuntas. Bila sudah demikian mungkin banyak diantara kita yang putus asa dan pungkin pula kita langsung menvonis bahwa anak-anak kita banyak yang lambat belajar, bodoh-bodoh, dan sebagainya

Sepertinya tidak adil bila kita hanya menyalahkan anak-anak didik kita saja. Kita sebagai guru perlu kiranya untuk menyelami lebih dalam tentang kondisi anak-anak didik kita sebab tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu saja, setelah itu habis perkara masalah apakah anak-anak didik kita paham atau tidak itu masa bodoh. Tugas guru yang juga penting adalah memantau perkembangan sejauh mana perkembangan anak-anak didik kita ke arah yang lebih baik.

Salah satu hal yang perlu kita selami dari anak didik kita agar mereka dapat mengikuti belajar dengan baik adalah dengan mengetahui gaya belajarnya. Gaya belajar anak sangat mempengaruhi proses penyerapan informasi anak pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini menjadi faktor penting karena pembelajaran yang terlalu dipaksakan hasilnya juga cenderung tidak maksimal

Kita sering menganggap bahwa anak yang tenang dan diam di kelas pada saat belajar berlangsung akan lebih mudah menyerap materi dari pada anak yang ramai, itu memang ada benarnya, tapi tidak tidak mutlak benar, karena memang ada anak yang sudah dijelaskan dengan baik, belum juga paham tetapi ketika ia diberi aktifitas baru ia paham dan bisa menyimpan materi tersebut dengan baik. Hal ini karena dipengarui oleh modalitas belajarnya

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa gaya belajar anak itu adalah visual, auditori, dan kinestetik. Ada juga yang menambahkan satu lagi yaitu taktil. Anak dengan gaya belajar visual akan lebih mudah menyerap informasi bila ia belajar dengan membaca dan menggunakan gambar-gambar, grafik, atau huruf-huruf. Untuk anak auditori akan mudah menyerap informasi bila ia belajar dengan mendengar, menirukan suara, mengulangi suara dan semuanya yang berhubungan dengan suara. Untuk anak kinestetik akan mudah menyerap informasi dengan sebuah kinerja, atau praktek menirukan gerak dan semuanya yang berhugungan dengan aktifitas gerak tubuh. Sedangkan anak taktil akan mudah menyerap informasi bial ia langsung menyentuh, meraba dan merasakan apa yang sedang ia pelajari.

Dengan mengetahui gaya belajar anak tersebut maka kita dapat memilih metode belajar mana saja yang dapat melayani tipe-tipe anak sesuai dengan gaya belajarnya, sehingga hasil belajar anak-anak kita menjadi maksimal

Untuk anak-anak didik dengan gaya belajar visual kita dapat memilih metode belajar dengan menggunakan gambar-gambar, grafik, atau bagan misalnya pada pelajaran IPA pada pembahasan proses peredaran darah. Kita dapat memjelaskan materi tersebut dengan menampilkan gambar organ-organ dan sirkulasi proses peredaran darah yang keluar mulai dari jantung dan kembali lagi ke jantung. Pada pelajaran IPS dengan pembahasan persebaran sumber daya alam di Indonesia kita dapat menggunakan gambar peta untuk menunjukkan lokasi-lokasi persebaran sumber daya alam yang dituju

Untuk anak dengan gaya belajar auditori kita dapat memilih metode belajar yang banyak menggunakan suara seperti bernyanyi. Kita dapat mengubah lagu-lagu yang populer saat ini dengan cara mengubah lirik lagunya dan disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas. Pada pelajaran IPS misalnya kita dapat mengubah lirik lagu band letto yang berjudul sebelum cahaya dengan lirik lagu yang mengandung materi sumber daya alam di Indonesia, dan sebagainya sesuai dengan kreatifitas kita masing-masing. Anak dengan gaya belajar auditori sangat menyukai dan lebih mudah menyimpan informasi dengan cara seperti ini

Untuk anak anak dengan gaya belajar kinestetik kita dapat memilih metode yang memungkinkan anak banyak bergerak seperti praktikum atau membuat percobaan. Metode ini dapat diterapkan pada pelajaran IPA. Pada pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dapat dipakai metode seperti sosio drama atau role play. Atau pada saat pelajaran yang banyak menuntut hafalan bisa kita lakukan dengan menghafal sambil melakukan gerakan anggota tubuh.

Setelah mengetahui masing-masing gaya belajar anak didik kita. Tentu kita dapat menyiasati proses belajar mengajar dengan metode belajar yang variatif dalam satu kali pertemuan atau tatap muka. Hal ini untuk melayani setiap gaya belajar yang berbeda beda yang di miliki setiap anak anak. Sebab kita tahu bahwa jumlah anak di kelas yang banyak dengan gaya belajar yang berbeda-beda tentu juga memerlukan pelayanan yang berbeda

Pembelajaran yang vafiatif itu diantaranya dengan membagi setiap satu kali pertemuan atau tatap muka menjadi tiga (3) bagian. Misalnya pada pelajaran IPS pada pembahasan persebaran sumber daya alam. Jika dalam satu kali tatap muka 60 menit maka 20 menit pertama untuk melayani anak yang dengan gaya belajar visual kita dapat menampilkan gambar peta dan menjelaskannya. 20 menit kedua untuk melayani anak yang auditori mereka kita ajak bernyanyi dengan mengubah lirik lagu yang sedang populer saat ini dan mungkin sering dinyanyikan anak-anak dengan lirik yang berisi materi pelajaran. 20 menit ketiga untuk melayani anak-anak kinestetik dan taktil mereka kita ajak melakukan game menempel ke depan kelas letak-letak persebaran sumber daya alam pada gambar yang telah disediakan guru. dengan demikian kita telah melayani anak-anak didik kita sesuai dengan kebutuhan dan modalitas belajarnya sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan hasilnya dapat maksimal. Tentunya metode ini cocok diterapkan pada tingkat Sekolah Dasar.

Pada dasarnya profesi guru adalah pelayan, tapi bukan pelayan biasa. Guru adalah pelayan anak bangsa untuk menggapai masa depan yang cerah dan dapat mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain. Oleh karena itu mari kita layani anak-anak didik kita dengan hati, sikap, dan profesionalitas. Semoga pendidikan kita ke depan akan lebih baik lagi. amin

0 Komentar