Apel Pagi; Penanaman Karakter Disiplin dan Bertanggung Jawab

Karakter anak sangat mungkin terpengaruh oleh lingkungannya. Karenanya perlu pendampingan kepada anak agar hal yang tidak diinginkan dapat masuk dan berdampak negatif. Segala bentuk cara, metode, dan strategi di terapkan demi teerwujudnya siswa yang berkarakter. 



Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang di yakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak anak tersebut. Kebajikan tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertintindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain (kemendiknas 2010).

Anak yang berada pada usia SD penting untuk segera dibentuk karakternya sebelum hal-hal yang bersifat negatif masuk kepada dirinya. Perlu adanya pembiasaan bersifat positif yang dirasakan langsung oleh anak, harapannya adalah dalam sehari saja ia tidak melakukan hal tersebut maka anak akan merasakan sesuatu yang kurang. Jika anak sudah merasakan hal yang kurang  maka akan timbul perasaan tidak nyaman. Dan jika rasa tidak nyaman itu muncul terus menerus maka secara otomatis karakter positif akan terbentuk. Oleh karena itu, perlu selektif dalam memberikan pembiasaan pada anak usia SD agar hal-hal yang positif itu melekat pada diri anak.

Apel Pagi merupakan salah satu budaya penanaman karakter yang dilakukan SD Al Falah Assalam Tropodo. Lembaga pendidikan berbasis dakwah tersebut menjadikan Apel Pagi sebagai sarana untuk menanamkan karakter kepemimpinan, disipilin, tertib dan bertanggung jawab. Sasarannya bukan hanya pada siswa, namun juga kepada guru. Dimana Guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimilikinya tapi guru juga sebagai percontohan bagi muridnya.
Karakter kepemimpinan misalnya, dengan menyusun kepanitiaan apel dari siswa oleh guru menjadi strategi yang solutif dalam pengembangan karakter yang dimaksud. Sehingga anak merasa dirinya dipercayai untuk menjalankan arah apel dengan memimpin barisan sesuai regunya masing-masing. Penanaman karakter disiplin dilakukan dengan budaya datang tepat waktu, "tertib atribut", Penataan baris baik guru dan siswa, mengikuti apel mulai awal sampai selesai, hingga pada pengakuan dari siswa yang seragamnya tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Budaya yang unik dilakukan oleh SD Al Falah Assalam adalah guru tidak menghukum siswa ketika melakukan kesalahan dalam Apel Pagi. Lantas, penerapan sanksi untuk memberikan efek jera pada anak adalah dengan istilah "konsekuensi pribadi", dimana anak menentukan sendiri apa sanksi yang layak bagi dirinya. Upaya ini dilakukan agar karakter anak terbentuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berkomitmen atas apa yang ia perbuat.  Hal itu semua tentu tidak lepas dari kontrol penuh dari  kesiswaan sekolah, wali kelas dan wali murid disetiap jenjang.

Akhirnya, penting tidaknya dilaksanakan apel pagi tergantung pada bagaimana kita memposisikan input dan output dari kegiatan apel itu sendiri.

0 Komentar